23 July 2012

Lahirnya Sang Dendam

11 Oktober 2004 16:49:15

I. Menyentuh Bumi

Lahir, menemukan hidupnya di dunia, menyentuh bumi.
Tanpa tangis dan tanpa tanda, dalam keheningan dan kekosongan.

Sebuah hirupan nafas, persentuhan darah dengan udara, menjadi hidup;
daging yang menjadi manusia.

Merekah, membuka, melihat dunia, menatap, kosong, dalam, tenang, kelam.

Persatuan dua jiwa;
nafsu kebinasaan dan kekecewaan, gumpalan dari segala rasa sakit dan pedih kehidupan, wujud ekspresi puncak ketertindasan.

Sang Dendam telah lahir.

Dalam dan dari gelap kekosongan terdalam kekecewaan hati.

Sang Dendam telah lahir:
"Kelahiranku - adalah awal dari akhir kehidupanmu."

***

II. Kesadaran
Daging dan darah, yang tumbuh dan hidup;
di dalam dunia di antara kehidupan lain. Dengan nafas kebencian, tenang dan mengancam.

"Akulah Aku.
Sang Dendam yang terlahir ke dunia, dalam darah dan daging ini, dalam tubuh dan wujudku."

"Akulah Dia.
Nafasku adalah kebencian, detak jantungku adalah taluan tambur pembalasan, aliran darahku adalah gelombang kemurkaan."

"Akulah Sang Dendam.
Putra kebinasaan dan kekecewaan. Sakit hati dan kebencian."

"Akulah Sang Pendendam.
Dendam yang terlahir ke dunia untuk sebuah pembalasan, atas nama diriku:
UNTUK SEBUAH PEMBALASAN."

***

III. Pertemuan Besar
"Kau milikku;
jiwamu adalah penawar hidupku. Hidupku adalah kematian kehidupanmu. Kematianmu adalah pemenuhan hidupku."

"Jangan harapkan senyum di wajahmu.
Tak ada tenang bagimu, tak ada keselamatan bagimu, tak ada pengampunan bagimu, tak ada pengecualian bagimu;
tak ada penjinak bagiku."

"Waktu kita baru akan dimulai.
Temukan kekosongan dan kematian di dalam hidupmu - yang kuberkati dengan janji pembalasan."

"Akulah takdirmu.
Mimpi burukmu, penyesalanmu, tangisanmu: Ratap jiwamu. Akulah bunga di dalam hidupmu;
penyesalanmu, penderitaanmu, kepedihan hidupmu, kesepian jiwamu. Akulah pembunuh hidupmu."

"Aku!
Akulah Dendam!
Yang menemukan hidup dalam kesengsaraan dan kehancuranmu!
Pembalasan terhadapmu, kematianmu; adalah alasan hidupku."

***

IV. Dendam Terbalaskan
"Inilah puncak dari segalanya.
Inilah akhir.
Pemenuhan takdirku.
Kematianku."

No comments:

Post a Comment